SMPN 1 Malang
MALANG – Selain dengan media internet atau video, tidak mudah
mengenalkan siswa pada hewan-hewan tingkat rendah seperti amoeba dan
anemon laut. Jenis hewan tersebut hanya hidup di tempat-tempat tertentu
dengan ekosistem yang juga berbeda dengan hewan-hewan semacam kucing,
anjing, kelinci, dan hewan tingkat tinggi lainnya.
Ada cara lain yang selalu dilakukan oleh SMPN 1 Malang, yaitu
mengagendakan kegiatan outing class ke Museum Zoology Frater Vianney,
setidaknya untuk setiap materi hewan tingkat rendah. Di museum yang
ditangani oleh Yayasan Mardiwiyata ini, siswa melihat secara langsung
hewan-hewan tingkat rendah yang telah diawetkan.
Mimin Kurnia S.Pd, guru tema IPA yang selalu mendampingi kegiatan outing
class siswa ke Museum Zoology Frater Vianney, mengatakan, dengan outing
class ini materi lengkap klasifikasi hewan hingga pengenalan fungsi
organ dapat dipahami dengan jelas.
“Jika hanya mengandalkan video, siswa tidak akan puas. Apalagi di buku,
sangat minim dampaknya dalam memperkuat pemahaman siswa,” imbuh wanita
yang juga menjabat sebagai humas SMPN 1 Malang itu.
Dengan konsistensi SMPN 1 Malang dalam memanfaatkan museum tersebut
untuk pendidikan, Yayasan Mardiwiyata Malang menganugerahkan penghargaan
sebagai pengunjung museum terbaik. Penghargaan yang diberikan pada
Jumat (20/12) lalu ini dikatakan Wiwin sebagai pelecut semangat guru dan
siswa dalam memaksimalkan peran museum. Terlebih lagi, minat masyarakat
termasuk sekolah-sekolah terhadap museum zoology masih terbilang
rendah.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Malang, Drs Bambang Widarsono M Pd,
menuturkan, dirinya mendukung terhadap program outing class IPA
tersebut. Di samping itu, Bambang juga selalu menegaskan, kompetensi
utama yang harus dimiliki siswanya ialah kompetensi social dan
spiritual. Untuk itu, semua outing class untuk setiap tema, baik IPA
maupun IPS, harus dikaitkan dengan dua kompetensi utama ini agar
implikasinya terhadap siswa juga baik.
“Saat ini, kita prihatin terhadap pengetahuan siswa tentang tumbuhan dan
hewan. Sering kita jumpai, siswa yang bertanya tentang pohon sawo,
pohon kesemek, atau tupai yang sekarang jarang ditemui di kota. Kasihan
sekali jika harus selalu mengandalkan internet,” tutur Bambang.
Bambang berharap, konsistensi SMPN 1 Malang dalam mengenalkan siswa
terhadap semua jenis hewan dapat menjadi inspirasi sekolah lain untuk
melakukan langkah yang sama. Menurutnya, keingintahuan siswa dalam hal
positif harus mendapat jawaban yang memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar