Latest SOAL :

Senin

Caraku Menaklukanmu, UN ...

Hari yang paling menegangkan untuk siswa kelas IX sudah datang nih. Hari dimana seluruh siswa kelas IX SMP di Indonesia berkutat dengan soal dan lembar ujian komputer. Yup, Ujian Nasional tingkat SMP dilaksanankan mulai kemarin, 22 April 2013.
Berbagai persiapan sudah dilakukan oleh teman-teman SMP kita. Baik persiapan dari sekolah ataupun yang dilakukan siswa-siswi SMP secara mandiri. Nabila Maudina Azaria, siswi SMPN 3 Malang mengikuti bimbingan belajar di sekolah dan di luar sekolah, ada persiapan lain yang ia lakukan. Dengan memaksimalkan teknologi yang ada, ia menggunakan akun twitternya untuk berlatih soal-soal UN. Ada salah satu akun yang memang sengaja memberikan soal-soal latihan yang bisa dijawab oleh siapa saja.

Bagi siswi kelas IX-7 ini, selagi ada yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang persiapannya, kenapa tidak? Dengan adanya akun @UNSMP2013, persiapan menghadapi UN menjadi lebih terbantu. “Aku belajar latihan soal sebanyak-banyaknya, di buku-buku kumpulan soal UN dan buku-buku lain dari sekolah atau tempat bimbel. Aku juga ikut menjawab soal-soal UN di twitter. Akun itu bermanfaat sekali meskipun tidak jelas siapa yang membuat, tapi banyak soal-soal yang sedikit berbeda dari buku-buku yang aku punya. Jadi, aku bisa berlatih soal yang lebih variatif,” ungkapnya.
Nabila menambahkan bahwa persiapannya itu juga ia lakukan dalam model belajar yang terjadwal. Sepulang sekolah ia mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Baru setelah itu, ia beristirahat selama kurang lebih 1-2 jam, biasanya ia memanfaatkan waktunya dengan mendengarkan musik untuk merefresh otaknya. Selepas itu, ia mulai belajar lagi dengan membaca materi dan berlatih mengerjakan soal. Jika menemukan kesulitan dalam belajar, ia tidak sungkan-sungkan segera menanyakannya kepada guru sekolah atau guru les privatnya.
“Aku melakukan itu supaya aktivitasku tidak bentrok dan supaya lebih mudah aja. Kalau hari-hari biasanya sudah terjadwal juga, tapi tidak sepadat ini,” tutur anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Sementara itu, dua pelajar SMP lain Oktavianus Putra siswa SMPK Mardi Wiyata Malang dan Arifah Hidayati siswi SMPN 1 Malang, memiliki cara lain untuk mempersiapkan diri menghadapi UN. Mereka sama-sama mengurangi konsumsi internet, khususnya sosial media. Hal itu sengaja mereka lakukan, karena merasa konsentrasinya akan pecah jika berlama-lama aktif di dunia maya.
“Selain belajarku yang lebih ditingkatkan, banyak berlatih mengerjakan soal-soal, dan belajar yang lebih terjadwal lagi, aku mengurangi aktivitasku di dunia maya. Soalnya kalau udah main internet aku suka lupa waktu, apalagi kalau mainnya sosial media. Akunku di sosial media sementara waktu aku ubah jadi off,” jelas Arifah.
Begitu juga dengan Ovan, sapaan akrab Oktavianus Putra, meskipun tidak mematikan akun sosial medianya seperti yang dilakukan Arifah, ia berjanji pada dirinya untuk tidak membukanya sampai UN berakhir. “Aku berkomitmen pada diriku sendiri untuk nggak pakai akunku terlebih dahulu sejak 1 bulan yang lalu. Itu semua demi kebaikanku sendiri, dan syukurlah sampai sekarang belum aku langgar,” tukas ovan yang duduk di kelas IX-C ini.
Meski demikian, ketakutan menghadapi UN juga sempat terlintas dalam benak ketiga pelajar itu. Paket soal yang jumlahnya ada 20, membuat hal yang paling ditakutkan oleh mereka. “Sistemnya yang mengerikan, setiap siswa mendapatkan soal yang berbeda. Dan juga sistem barcode untuk LJK-nya. Jadi kalau ada yang salah dan LJK rusak, otomatis harus ganti soal juga, karena satu paket, itu membuat kita harus mengerjakan dari awal. Itu menyusahkan sekali,” pungkas Ovan.

Dapat Dukungan Ortu, Dilarang Takut
Ujian Nasional yang sangat menentukan itu, bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Soal-soal dan sistemnya yang pada tahun ini dibuat agak rumit, memang membuat peserta sedikit was-was untuk menghadapinya. Tapi itu semua bisa teratasi selama kita teliti dan sudah mempersiapkannya.
Nimas Swara Maharisna, siswi SMPN 4 Malang, meskipun ada sedikit rasa takut dalam dirinya, tapi sebisa mungkin ia menghilangkan rasa itu. Ia berpikir bahwa, jika ia selalu takut dengan segala sesuatunya tentang UN, maka waktunya akan habis untuk memikirkan ketakutannya itu. Yang dipikirkan untuk UN bukan sistemnya yang menyeramkan, tapi bagaimana ia harus menyiapkan diri untuk menghadapi UN dengan menguasai semua materi.
Salah satu hal yang membuatnya sedikit tenang mempersiapkan UN beberapa hari lagi adalah dukungan orang tua. Menurutnya, orang tuanya lebih semangat dari pada dirinya, bahkan mereka setia menemani Nimas belajar sampa larut malam dan tidak menyalakan TV selama Nimas sedang belajar.
“Nggak ada yang perlu ditakutkan dalam menghadapi UN. Selama kita optimis, dengan usaha yang sudah kita lakukan aku yakin, kita bisa melawati UN. Aku sih biasanya, inget-inget pesen Ayah kalau tiba-tiba tegang mikirin UN. Kalau kata Ayahku, usahakan nggak tegang, harus teliti sebelum mengerjakan dan harus setenang mungkin. Aku kan sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari bahkan dari kelas VII SMP, jadi seharusnya aku bisa mengerjakan soal-soal itu dengan baik,” jelas siswi yang hobi menyanyi ini.
Sama halnya dengan Nimas, Athayya Salsabia siswi SMPN 3 Malang ini juga sedikit takut dalam menghadapi UN. Hal itu disebabkan ia belum 100% yakin dengan persiapannya selama ini. Rasa grogi dan deg-degan tiba-tiba menghampirinya, mengingat rumitnya sistem UN, membuatnya merinding. Tapi menurutnya, ia harus optimis jika mau meraih kesuksesan dan membuang jauh-jauh rasa takutnya itu.
Yang ia lakukan ketika rasa takut datang hanyalah berdoa, supaya dipermudah dalam mengerjakan soal-soal. Di samping belajar yang sungguh-sungguh, bagi dara kelahiran Malang, 14 Desember 1997 ini, hal yang harus dilakukan adalah mendekatkan diri kepada sang pencipta. Setidaknya setelah ia berdoa, hatiya sedikit tenang dan pelan-pelan ia merasa rasa takutnya berubah menjadi semangat yang luar biasa.
“Solusinya, ya antara belajar dan berdoa harus seimbang. Tidak bisa belajar saja atau berdoa saja. Selain itu juga dukungan dari orang tuaku yang sangat besar bisa membuatku tenang menghadapi UN. Harapanku tentu aku bisa mengerjakan semua soal dengan baik dan benar, lulus dengan nilai yang memuaskan, dan diterima di sekolah yang aku inginkan, supaya tidak mengecewakan orang tuaku.” ujarnya.





 

Tidak ada komentar:

 
Support : Creating Website | Slamet Sisyono | My Facebook
Copyright © 2011. Spensa Malang - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Free Blogger Template
Kirim Artikel