Bila pemeliharaan atau penyampulan buku pelajaran yang kalian pakai saat ini, mungkin berjalan dan bisa memperpanjang umur buku minimal 2 tahun maka penghematan anggaran sekolah bisa dilakukan.
Berdasarkan pengamatan SPENSA MALANG, beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan BUKU PELAJARAN SEKOLAH adalah sebagai berikut :
PERTAMA
kualitas buku dalam bentuk penjilidan. Bentuk penjilidan buku sebagian besar berbentuk dilem di sisi kiri atas lembaran-lembaran halaman buku di mana perlembar buku terdiri dari 2 halaman bolak balik. Pengeleman atas penjilidan ini akibat dari pemakaian buku di mana ketika buku dibuka maka kekuatan lem penjilidan akan berkurang, demikian seterusnya. Sehingga sebagian besar kerusakan buku pelajaran adalah lepasnya lembaran buku dari jilidannya. Untuk ini maka perlu dilakukan perobahan bentuk penjilidan dari bentuk lem perlembar menjadi bentuk hekter atas pertengahan lembaran buku yg terdiri dari 4 halaman bolak balik. Bentuk penjilidan dengan hekter ini jauh lebih kuat dari bentuk lem karena bila penjilidan dengan hekter ini bukunya dipakai dan dibuka-buka maka tidak akan mempengaruhi penjilidan hekter karena bentuk penjilidan buku akan fleksibel dan familier terhadap pembolakbalikan buku.
KEDUA
adalah penyampulan buku. Buku pelajaran dicetak dan diterbitkan dengan cover tanpa sampul. Buku pelajaran akan disampul oleh masing-masing murid, itupun bila disuruh gurunya. Sampul ini akan beragam bentuknya mulai dari sampul plastik sampai sampul kertas, bahkan ada yang menyampul pakai kertas koran atau kertas kalender. Bentuk penyampulan ini akan mempengaruhi daya tahan cover buku terhadap pemakaian. Untuk itu maka perlu dilakukan standarisasi penyampulan buku dengan mempergunakan dana BOS agar buku lebih tahan lama. Dan jangan lagi penyampulan buku diserahkan pada masing-masing murid. Sekarang ini banyak ditemukan buku pelajaran sekolah yang covernya telah hilang, bahkan banyak buku pelajaran yang halaman pertamanya langsung halaman puluhan karena hilangnya cover buku akan dikuti dengan hilangnya halaman 1, halaman 3 dan seterusnya.
KETIGA
adalah pojok buku akan melengkung. Biasanya lengkungan ini bisa dihilangkan dengan pelakukan pemotongan pinggir buku, tergantung situasinya, apakah akan dipotong ½ cm, 1 cm atau berapa. Untuk ini maka perlu dilakukan pengaturan margin buku agar diatur paling tidak bisa dilakukan pemotongan sisi pinggir buku berkali-kali untuk menghilangkan lemgkungan pojok buku. Karena apabila lengkungan pojok buku ini dibiarkan terus maka secara perlahan lengkungan ini akan robek dan lembaran buku menjadi tidak lengkap lagi.
KEEMPAT
dalah rusaknya halaman tertentu akibat dari berbagai macam sebab. Hilangnya lembaran ini harus dilengkapi kembali dengan cara memfhotokopi dari buku lain yang sama. Untuk ini maka perlu setiap sekolah mengarsipkan setiap judul buku yang lengkap dan baru minimal 1 buku dan menyediakan 1 printer yang bisa berfungsi memfhotokopi sehingga pada saat pengecekan kelengkapan halaman buku bisa langsung melengkapi halaman buku yang kurang di dalam sekolah dan tidak perlu memfhotokopi keluar sekolah.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan buku pelajaran sekolah namun keempat hal di atas merupakan hal dominan yang terjadi pada kerusakan buku pelajaran. Bila keempat hal di atas bisa dibenahi maka akan sangat berpengaruh pada umur buku.
Buku pelajaran sekolah dengan total JUTAan rupiah berada di tangan para siswa yang kalian pakai secara gratis dan dipakai secara bebas. Yang sebagian besar dari kalian yang kurang menyadari arti penting PEMELIHARAAN BUKU. Bahkan buku dijadikan payung waktu hujan pulang sekolah. Pihak sekolah harus diberi tanggung jawab lebih untuk melakukan pemeliharaan buku pelajaran dengan petunjuk teknis yang disusun standar lewat payung hukum Peraturan Mendikbud dengan dana BOS.
kualitas buku dalam bentuk penjilidan. Bentuk penjilidan buku sebagian besar berbentuk dilem di sisi kiri atas lembaran-lembaran halaman buku di mana perlembar buku terdiri dari 2 halaman bolak balik. Pengeleman atas penjilidan ini akibat dari pemakaian buku di mana ketika buku dibuka maka kekuatan lem penjilidan akan berkurang, demikian seterusnya. Sehingga sebagian besar kerusakan buku pelajaran adalah lepasnya lembaran buku dari jilidannya. Untuk ini maka perlu dilakukan perobahan bentuk penjilidan dari bentuk lem perlembar menjadi bentuk hekter atas pertengahan lembaran buku yg terdiri dari 4 halaman bolak balik. Bentuk penjilidan dengan hekter ini jauh lebih kuat dari bentuk lem karena bila penjilidan dengan hekter ini bukunya dipakai dan dibuka-buka maka tidak akan mempengaruhi penjilidan hekter karena bentuk penjilidan buku akan fleksibel dan familier terhadap pembolakbalikan buku.
KEDUA
adalah penyampulan buku. Buku pelajaran dicetak dan diterbitkan dengan cover tanpa sampul. Buku pelajaran akan disampul oleh masing-masing murid, itupun bila disuruh gurunya. Sampul ini akan beragam bentuknya mulai dari sampul plastik sampai sampul kertas, bahkan ada yang menyampul pakai kertas koran atau kertas kalender. Bentuk penyampulan ini akan mempengaruhi daya tahan cover buku terhadap pemakaian. Untuk itu maka perlu dilakukan standarisasi penyampulan buku dengan mempergunakan dana BOS agar buku lebih tahan lama. Dan jangan lagi penyampulan buku diserahkan pada masing-masing murid. Sekarang ini banyak ditemukan buku pelajaran sekolah yang covernya telah hilang, bahkan banyak buku pelajaran yang halaman pertamanya langsung halaman puluhan karena hilangnya cover buku akan dikuti dengan hilangnya halaman 1, halaman 3 dan seterusnya.
KETIGA
adalah pojok buku akan melengkung. Biasanya lengkungan ini bisa dihilangkan dengan pelakukan pemotongan pinggir buku, tergantung situasinya, apakah akan dipotong ½ cm, 1 cm atau berapa. Untuk ini maka perlu dilakukan pengaturan margin buku agar diatur paling tidak bisa dilakukan pemotongan sisi pinggir buku berkali-kali untuk menghilangkan lemgkungan pojok buku. Karena apabila lengkungan pojok buku ini dibiarkan terus maka secara perlahan lengkungan ini akan robek dan lembaran buku menjadi tidak lengkap lagi.
KEEMPAT
dalah rusaknya halaman tertentu akibat dari berbagai macam sebab. Hilangnya lembaran ini harus dilengkapi kembali dengan cara memfhotokopi dari buku lain yang sama. Untuk ini maka perlu setiap sekolah mengarsipkan setiap judul buku yang lengkap dan baru minimal 1 buku dan menyediakan 1 printer yang bisa berfungsi memfhotokopi sehingga pada saat pengecekan kelengkapan halaman buku bisa langsung melengkapi halaman buku yang kurang di dalam sekolah dan tidak perlu memfhotokopi keluar sekolah.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan buku pelajaran sekolah namun keempat hal di atas merupakan hal dominan yang terjadi pada kerusakan buku pelajaran. Bila keempat hal di atas bisa dibenahi maka akan sangat berpengaruh pada umur buku.
Buku pelajaran sekolah dengan total JUTAan rupiah berada di tangan para siswa yang kalian pakai secara gratis dan dipakai secara bebas. Yang sebagian besar dari kalian yang kurang menyadari arti penting PEMELIHARAAN BUKU. Bahkan buku dijadikan payung waktu hujan pulang sekolah. Pihak sekolah harus diberi tanggung jawab lebih untuk melakukan pemeliharaan buku pelajaran dengan petunjuk teknis yang disusun standar lewat payung hukum Peraturan Mendikbud dengan dana BOS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar