MALANG – Maria Harin Danintya, siswi kelas VII I akselerasi SMPN 1 Malang ini sukses meraih juara 1 penelitian ilmiah remaja atau karya ilmiah remaja (Pir/Kir) se Malang Raya di awal Pebruari 2013. Memanfaatkan keberadaan buah belimbing wuluh, dara manis ini sukses merengkuh juara pertama dengan judul tulisan ’Belimbing Wulu Sebagai Pembersih Kamar Mandi yang Ramah Lingungan’.
Hal demikian disampaikan remaja yang akrab disapa Arinda oleh teman-temannya itu kepada Malang Post kemarin. ”Sangat senang sekali, baru pertama kali ikut lomba terus langsung dapat juara 1,” ucapnya sambil tersenyum.
Keikutsertaannya dalam lomba yang diadakan oleh SMA Putra Indonesia itu berawal dari ketidaksengajaan. Awalnya, Arinda hanya tertarik untuk memanfaatkan buah pohon belimbing di rumah neneknya. Secara kebetulan, ia diberi informasi oleh gurunya bahwa ada lomba Pir/Kir. Dari situlah remaja berambut sebahu itu iseng mengadakan penelitian kecil-kecilan.
Menurut remaja kelahiran 15 Mei 2001 itu, ia hanya prihatin melihat buah pohon belimbing di rumah neneknya terbuang cuma-cuma. Padahal kalau dimanfaatkan, buah itu akan menjadi sesuatu yang sangat berguna sekali. Salah satunya sebagai pembersih kerak kamar mandi yang ramah lingkungan.
”Banyak buah belimbing di rumah nenek yang terbuang, kan sayang tidak dimanfaatkan dengan baik, dari itu saya punya ide untuk memanfaatkannya sebagai bahan pembersih,” ujar remaja berumur 12 tahun itu.
Putri pasangan Joseph Dedy Irawan dan Emmalia Andriantantri itu mengatakan, berbagai pembersih kamar mandi yang beredar sekarang itu banyak mengandung bahan kimia yang tidak ramah pada lingkungan. Karena itu, ia tertarik untuk mencoba menfaatkan belimbing tersebut menjadi pembersih natural.
”Belimbing itu kan bersifat asam, dan saya pernah membaca di internet bahwa keasamannya itu bisa digunakan untuk membersihkan kotoran atau seperti kerak yang ada di kamar mandi,” tuturnya.
Ia menceritakan, untuk dijadikan bahan pembersih, belimbing wulu itu diperas dan diambil airnya lalu dimasukkan ke botol. Namun, supaya lebih efektif, air perasnya itu kemudian dicampur dengan garam. Hal itu dimaksdukan agar keasamannya semakin bertambah dan semakin awet.
Dikatakannya, hasilnya masih lebih bagus pembersih yang mengandung kimia, namun itu mengandung bau tidak sedap dan berbahaya bagi lingkungan sekitar. ”Sempat ditanya oleh nenek buahnya itu mau dibuat apa, terus saya jawab saja mau ikut lomba membuat pembersih,” kata remaja pengidola Thomas Alva Edison itu sambil menirukan ekspresi neneknya.
Diakuinya, sejak kelas 1 di SD Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM), remaja yang akrab disapa Maria oleh guru-gurunya itu sudah suka menulis. Selain menulis, ia juga gemar membaca sehingga ketika iktu lomba ia tidak kesulitan dalam menulis. Apalagi, dara yang memiliki cita-cita ingin menjadi profesor bidang Fisika itu bergabung dalam kegiatan ekstra kurikuler Pir/Kir di sekolahnya, sehingga ia mendapat pengarahan yang inten dari pembinanya tentang cara menulis karya ilmiah.
Saat ini, remaja yang ingin menjadi profesor muda itu sedang menjalani pembinaan Olimpiade Science Nasional (OSN) di sekolahnya. Ia bersama empat anak lainnya dibina untuk dipersiapkan mengikuti seleksi tingkat kota pada 9 Maret mendatang.
”Ya hasil penelitian kecil-kecilan ini bisa bermanfaat dan mungkin bisa ditindak lanjuti menjadi produk kebersihan yang ramah lingkugan,” harapnya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar