Latest SOAL :

Sabtu

KALAU HARUS BERTENGKAR DI DEPAN ANAK



Jangan bertengkar di depan anak mengenai perbedaan Anda dalam mengasuh anak.


K

onflik yang terus menerus terjadi pada orang tua seringkali berdampak buruk pada gangguan psikologis sang buah hati. Padahal, orangtua seharusnya memberikan contoh kepada anak-anak mereka bagaimana bersikap baik.

Berapapun usia anak Anda, dia sebenarnya sudah dapat merasakan efek negatif dan ekspresi wajah ketika perselisihan terjadi. Bukan itu saja, anak mungkin akan belajar menggunakan apa yang telah didengar dari pertengkaran tersebut dan mulai memanggil orang lain dengan kata-kata kasar.
Dampak lainnya, anak akan menjadi pasif atau agresif, kurang keyakinan untuk bersosial, berkelakuan buruk, sering kencing malam, menyendiri dan sedih.
Konsultan psikiatri dari Melaka Manipal Medical College (MMMC) Dr M Swamenathan  menuturkan, anak-anak umumnya akan merasa sangat stres jika terus hidup dalam kondisi lingkungan yang tegang. Padahal, stres negatif tidak sepatutnya menjadi bagian dari kehidupan anak, karena akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Menurutnya perselisihan faham dengan pasangan adalah sesuatu yang normal. Jika anak anda menyaksikan pertengkaran yang konstruktif (di mana anda dan pasangan sama-sama menyelesaikan masalah sambil menunjukkan rasa sayang sepanjang perbincangan), maka anak anda juga akan belajar untuk menyelesaikan masalah dengan cara berkompromi.
Berikut adalah beberapa saran bagaimana Anda dapat mengontrol pertengkaran dan memastikan anak Anda tidak terpengaruh secara negatif :


1) Rasa hormat
Ingat untuk menunjukkan rasa hormat terhadap pasangan anda. Dengar apa yang ingin disampaikan oleh pasangan Anda dan berusaha menahan diri untuk tidak memanggil pasangan dengan nama yang kurang baik, menggunakan bahasa vulgar, meninggikan suara atau mengatakan sesuatu yang akan menyebabkan Anda menyesal nanti.

2) Fokus pada penyelesaian
Ingatlah bahawa anda sedang mencoba mencari penyelesaian. Anda tidak perlu membuktikan bahawa pasangan anda yang salah dan anda yang betul. Bila perasaan sudah tenang, luangkanlah waktu untuk duduk bersama dan bicara secara baik-baik.

3) Jangan berpihak
Jangan libatkan anak anda dalam konflik antara anda berdua. Meminta anak anda untuk berpihak antara anda dan pasangan adalah sesuatu yang tidak adil dan akan mengakibatkan anak anda merasa sangat sedih.

4) Belajar minta maaf
Mohon maaf kepada pasangan anda di hadapan anak anda setelah bertindak secara keterlaluan. Biarkan anak Anda melihat bahwa Anda bertanggungjawab terhadap kata-kata anda sendiri.

5) Berbincang dengan Anak Anda
Anak mungkin menganggap dirinya sebagai pencetus konflik terkait beberapa pertengkaran Anda dan pasangan. Anak juga mungkin menganggap bahwa Anda berdua akan berpisah. Oleh itu, cobalah berdiskusi dengan anak Anda setelah "bentrokan" usai. Jelaskan padanya bahwa mama dan papa masih saling menyayangi walaupun terkadang bertentangan pendapat.
Ingatlah bahwa Anda adalah contoh bagi anak Anda. Berusahalah untuk selalu menjadi contoh yang baik kepada anak dengan mencoba mengontrol emosi dan amarah. Jika pertengkaran tidak dapat terelakan, pastikan anak Anda tidak mendengarnya.


Tidak ada komentar:

 
Support : Creating Website | Slamet Sisyono | My Facebook
Copyright © 2011. Spensa Malang - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Free Blogger Template
Kirim Artikel