Latest SOAL :

Rabu

KUMPULAN KATA MOTIVASI DAN MAKNANYA





Seluruh tulisan dikumpulkan dari mailing list, dirangkum satu demi satu dengan urutan yang tidak pasti. Tulisan-tulisan yang termuat telah memberikan motivasi besar, sehingga Spensa Malang ingin berbagi dengan kalian semua.

Bagi yang telah membaca dapatlah mengabarkan kepada yang lain. agar pengaruh positifnya dapat meluas demi kebaikan semua makhluk Tuhan.


Sedikit  Demi  Sedikit  Lama-Lama  Jadi  Bukit
Pepatah  ini  sederhana  saja,  "sedikit  demi  sedikit,  lama-lama  menjadi bukit."  Kita  biasa  memaknainya,  bahwa  bila  kita  mengumpulkan  sesen
demi sesen, pada saatnya kita akan dapatkan sepundi.

Namun sesungguhnya  pepatah  ini  tak  sekedar  berbicara  tentang  hidup  hemat,
atau ketekunan menabung.

Pepatah ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih berharga dari sekedar
sekantung  keping  uang,  yaitu:  bila  kita  mampu  mengumpulkan  kebaikan
dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran
dalam jiwa kita.

Bagaimanakah  tindakan-tindakan  kecil  itu  mencerminkan  kebesaran  jiwa
sang  pemiliknya?  Yaitu,  bila  disertai  dengan  secercah  kasih  sayang  di
dalamnya.  Ucapan  terima  kasih,  sesungging  senyum,  sapaan  ramah,
atau  pelukan  bersahabat,  adalah  tindakan  yang  mungkin  sepele  saja.
Namun  dalam  liputan  kasih  sayang,  ia  jauh  lebih  tinggi  daripada  bukit
tabungan anda.

Friday, January 25, 2002 8:05 AM




Tindakan  Kita  sebatas  Kita  .Memandang  Dunia
Bila  anda  memandang  diri  anda  kecil,  dunia  akan tampak  sempit,  dan
tindakan anda pun jadi kerdil.

Namun,  bila  anda  memandang  diri  anda  besar,  dunia  terlihat  luas,  anda
pun melakukan hal-hal penting dan berharga.

Tindakan  anda  adalah  cermin  bagaimana  anda  melihat  dunia.  Sementara
dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. Itulah
mengapa  kita  diajarkan  untuk  berprasangka  positif  pada  diri  sendiri, agar
kita  bisa  melihat  dunia  lebih  indah,  dan  bertindak  selaras  dengan
kebaikan-kebaikan  yang  ada  dalam  pikiran  kita.Padahal  dunia  tak  butuh
penilaian apa-apa dari kita. la hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat,
la  menggemakan  apa  yang  ingin  kita  dengar.  Bila  kita  takut  menghadapi
dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.

Maka. bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap
diri sendiri. Melampaui di atas itu. kita perlu jujur melihat diri sendiri apa
adanya.    Dan,    dunia   pun   menampakkan   realitanya   yang   selama   ini
tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.

Friday, January 25, 2002 6:30 PM





Bersyukurlah  Pada  Apa  Saja

Anda  wajib  mensyukuri  apa  pun  yang  menimpa  anda.  Ini  bukan  masalah
keberuntungan.   Bersyukur   menuntun   anda   untuk   senantiasa
menyingkirkan  sisi  negatif  dari  hidup.  Orang  lain  mungkin  mengatakan
bahwa  anda  tidak  realistis.  Namun,  sebenarnya  sikap  anda  jauh  lebih
realistis, yaitu membebaskan diri anda dari kecemasan atas kesalahan.

Bersyukur  mendorong  anda  untuk  bergerak  maju  dengan  penuh  antusias.
Tak  ada  yang  meringankan  hidup  anda  selain  sikapbersyukur.  Semakin
banyak anda bersyukur semakin banyak anda menerima.Semakin banyak
anda  mengingkari,  semakin  berat  beban  yang  anda  jejalkan  pada  diri
anda.   Kebanyakan   orang   lebih   terpaku   pada   kegagalan   lalu
mengingkarinya.  Sedikit  sekali  yang  melihat  pada  keberhasilan  lalu
mensyukurinya. Karena, anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu
dan  berkeluh  kesah.Anda  berhasil  karena  berusaha.  Sedangkan  usaha
anda lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah
sisi positif itu tampak di pandangan anda.

Saturday, January 26, 2002 1:17 PM





Malaikat Pelindung
Suatu  ketika,  ada  seorang  bayi  yang  siap  untuk  dilahirkan.  Maka,  ia
bertanya  kepada  Tuhan.  "Ya  Tuhan,  Engkau  akan  mengirimku  ke  bumi.
Tapi,  aku  takut,  aku  masih  sangat  kecil  dan  tak  berdaya.  Siapakah  nanti
yang akan melindungiku disana?".

Tuhanpun  menjawab.  "Diantara  semua  malaikat-Ku,  Aku  akan  memilih
seorang  yang  khusus  untukmu.  Dia  akan  merawatmu  dan  mengasihimu."
Si  kecil  bertanya  lagi,  'Tapi.  disini,  di  surga  ini,  aku  tak  berbuat  apa-apa,
kecuali  tersenyum  dan  bernyanyi.  Semua  itu  cukup  membuatku  bahagia.
Tuhanpun   menjawab,   'Tak   apa.   malaikatmu   itu,   akan   selalu
menyenandungkan  lagu  untukmu,  dan  dia  akan  membuatmu  tersenyum
setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua
pasti  akan  membuatmu  bahagia."  Namu n   s i   k e c i l   b e r t a n y a   l a g i ,
"Bagaimana  aku  bisa  mengerti  ucapan  mereka,  jika  aku  tak  tahu  bahasa
yang mereka pakai?

Tuhanpun  menjawab,  "Malaikatmu  itu.  akan  membisikkanmu  kata-kata
yang  paling  indah,  dia  akan  selalu  sabar  ada  disampingmu.  dan  dengan
kasihnya,  dia  akan  mengajarkanmu  berbicara  dengan  bahasa  manusia."
Si  kecil  bertanya  lagi,  "Lalu,  bagaimana  jika  aku  ingin  berbicara  padamu,
ya Tuhan?"

Tuhanpun  kembali  menjawab,  "Malaikatmu  itu,  akan  membimbingmu.  Dia
akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu  untuk
berdoa."  Lagi-lagi,  si  kecil  menyelidik.  "Namun,  aku  mendengar,  disana,
ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?

Tuhanpun  menjawab.  'Tenang,  malaikatmu,  akan  terus  melindungimu,
walaupun  nyawa  yang  menjadi  taruhannya.  Dia,  sering  akan  melupakan
kepentinganya  sendiri  untuk  keselamatanmu."  Namun,  si  kecil  kini  malah
sedih, "Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.

Tuhan  menjawab  lagi,  "Malaikatmu,  akan  selalu  mengajarkamu
keagungan-Ku,  dan  dia  akan  mendidikmu,  bagaimana  agar  selalu  patuh
dan taat kepada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu."

Hening.  Kedamaianpun  tetap  menerpa  surga.  Namun,  suara-suara
panggilan  dari  bumi  terdengar  sayup-sayup.  "Ya  Tuhan,  aku  akan  pergi
sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku...."

Tuhanpun  kembali  menjawab.  "Nama  malaikatmu  tak  begitu  penting.
Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu..."

Sunday, January 27, 2002 9:14 AM 





Garam  dan  Telaga
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi. datanglah
seorang   anak   muda   yang   sedang   dirundung   banyak   masalah.
Langkahnya  gontai  dan  air  muka  yang  ruwet.  Tamu  itu,  memang  tampak
seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa  membuang  waktu,  orang  itu  menceritakan  semua  masalahnya.
Pak  Tua  yang  bijak,  hanya  mendengarkannya  dengan  seksama,  la  lalu
mengambil  segenggam  garam,  dan  meminta  tamunya  untuk  mengambil
segelas  air.  Ditaburkannya  garam  itu  kedalam  gelas,  lalu  diaduknya
perlahan.  "Coba.  minum  ini,  dan  katakan  bagaimana  rasanya..",  ujar  Pak
tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu. sambil meludah kesamping.

Pak  Tua  itu,  sedikit  tersenyum,  la.  lalu  mengajak  tamunya  ini,  untuk
berjalan  ke  tepi  telaga  di  dalam  hutan  dekat  tempat  tinggalnya.  Kedua
orang  itu  berjalan  berdampingan,  dan  akhirnya  sampailah  mereka  ke  tepi
telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga
itu.  Dengan  sepotong  kayu,  dibuatnya  gelombang  mengaduk-aduk  dan
tercipta  riak  air.  mengusik  ketenangan  telaga  itu.  "Coba,  ambil  air  dari
telaga  ini,  dan  minumlah.Saat  tamu  itu  selesai  mereguk  air  itu,  Pak  Tua
berkata lagi. "Bagaimana rasanya?".

"Segar",  sahut  tamunya.  "Apakah  kamu  merasakan  garam  di  dalam  air
itu?", tanya Pak Tua lagi. 'Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. la lalu
mengajaknya  duduk  berhadapan,  bersimpuh  di  samping  telaga  itu.  "Anak
muda,  dengarlah.  Pahitnya  kehidupan,  adalah  layaknya  segenggam
garam,  tak  lebih  dan  tak  kurang.  Jumlah  dan  rasa  pahit  itu  adalah  sama,
dan memang akan tetap sama.

'Tapi.  kepahitan  yang  kita  rasakan,  akan  sangat  tergantung  dari  wadah
yang kita miliki. Kepahitan  itu.  akan  didasarkan  dari  perasaan  tempat  kita
meletakkan  segalanya.  Itu  semua  akan  tergantung  pada  hati  kita.  Jadi,
saat  kamu  merasakan  kepahitan  dan  kegagalan  dalam  hidup,  hanya  ada
satu  hal  yang  bisa  kamu  lakukan.  Lapangkanlah  dadamu  menerima
semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu  adalah  tempat  itu.  Kalbumu,  adalah  tempat  kamu
menampung  segalanya.  Jadi,  jangan  jadikan  hatimu  itu  seperti  gelas,
buatlah  laksana  telaga  yang  mampu  meredam  setiap  kepahitan  itu  dan
merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya  lalu  beranjak  pulang.  Mereka  sama-sama  belajar  hari  itu.  Dan
Pak  Tua,  si  orang  bijak  itu,  kembali  menyimpan  "segenggam  garam",
untuk  anak  muda  yang  lain,  yang  sering  datang  padanya  membawa
keresahan jiwa.

Monday, January 28. 2002 5:49 AM 


  

Temukan Cinta Anda
Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang  yang
bekerja  di  sana.  Rasakan  kegembiraan  dari  pertemanan  itu.  Dan,
pekerjaan  pun  jadi  menggembirakan.  Bila  anda  tak  bisa  mencintai  rekan-
rekan  kerja  anda.  maka  cintailah  suasana  dan  gedung  kantor  anda.  Ini
mendorong  anda  untuk  bergairah  berangkat  kerja  dan  melakukan
tugastugas  dengan  lebih  baik  lagi  Bila  toh  anda  juga  tidak  bisa
melakukannya,  cintai  setiap  pengalaman  pulang  pergi  dari  dan  ke  tempat
kerja  anda.  Perjalanan  yang  menyenangkan  menjadikan  tujuan  tampak
menyenangkan  juga.Namun,  bila  anda  tak  menemukan  kesenangan  di
sana,  maka  cintai  apa  pun  yang  bisa  anda  cintai  dari  kerja  anda:  tanaman
penghias  meja,  cicak  di  atas  dinding,  atau  gumpalan  awan  dari  balik
jendela.
Apa  saja.  Bila  anda  tak  menemukan  yang  bisa  anda  cintai  dari  pekerjaan
anda,  maka  mengapa  anda  ada  di  situ?  Tak  ada  alasan  bagi  anda  untuk
tetap  bertahan.  Cepat  pergi  dan  carilah  apa  yang  anda  cintai,  lalu
bekerjalah  di  sana.  Hidup  hanya  sekali.  Tak  ada  yang  lebih  indah  selain
melakukan dengan rasa cinta yang tulus.


Tuesday, January 29, 2002 6:23 AM





Misi  Hidup  Dalam  Sebuah  Kerja
Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-sela
pipinya  yang  bulat,  duduk  menggelar  nasi  bungkus  dagangannya.  Segera
saja  beberapa  pekerja  bangunan  dan  kuli  angkut  yang  sudah  menunggu
sejak  tadi  mengerubungi  dan  membuatnya  sibuk  meladeni.  Bagi  mereka
menu  dan  rasa  bukan  soal.  yang  terpenting  adalah  harganya  yang  luar
biasa murah.

Hampir-hampir  mustahil  ada  orang  yang  bisa  berdagang  dengan  harga
sedemikian  rendah.  Lalu  apa  untungnya?  Wanita  itu  terkekeh  menjawab,
"Bisa  numpang  makan  dan  beli  sedikit  sabun."  Tapi  bukankah  ia  bisa
menaikkan harga sedikit? Sekali lagi ia terkekeh. "Lalu bagaimana kuli-kuli
itu  bisa  beli?  Siapa  yang  mau  menyediakan  sarapan  buat  mereka?"
katanya  sambil  menunjukkan  para  lelaki  yang  kini  berlompatan  ke  atas
truk pengantar mereka ke tempat kerja.

Ah! Betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah
kerja.  Orang-o r a n g  y a n g  m e m a h a m i  b e n a r  k e h a d i r a n  k a r y a n y a ,
sebagaimana  wanita  tua  di  atas,  yang  bekerja  demi  setitik kesejahteraan
hidup  manusia,  adalah  tiang  penyangga  yang  menahan  langit  agar  tak
runtuh.  Merekalah  beludru  halus  yang  membuat  jalan  hidup  yang  tampak
keras  berbatu  ini  menjadi  lembut  bahkan  mengobati  luka.  Bukankah
demikian  tugas  kita  dalam  kerja:  menghadirkan  secercah  kesejahteraan
bagi sesama.

Situs informasi tentang hadiah Nobel.
http://www.nobel.se

Wednesday, January 30, 2002 6:45 AM





Motivasi Corner
Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih
keberhasilan. (Robert F. Kennedy)


Setiap pria dan wanita yang sukses adalah pemimpi-
pemimpi besar Mereka berimajinasi tentang masa
depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal,
dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang
menjadi tujuan mereka. (Brian Tracy)

Percayalah pada keajaiban tapi jangan tergantung padanya.
(H. Jackson Brown.Jr)

Wednesday, January 30, 2002 5:22 PM





Mawar  Untuk  Ibu
Seorang  pria  berhenti  di  toko  bunga  untuk  memesan  seikat  karangan
bunga  yang  akan  dipaketkan  pada  sang  ibu  yang  tinggal  sejauh  250  km
darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri
di  trotoar  jalan  sambil  menangis  tersedu-sedu.  Pria  itu  menanyainya
kenapa  dan  dijawab  oleh  gadis  kecil,  "Saya  ingin  membeli  setangkai
bunga  mawar  merah  untuk  ibu  saya.  Tapi  saya  cuma  punya  uang  lima
ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu."

Pria itu tersenyum dan berkata. "Ayo ikut. aku akan membelikanmu bunga
yang  kau  mau."  Kemudian  ia  membelikan  gadis  kecil  itu  setangkai  mawar
merah,  sekaligus  memesankan  karangan  bunga  untuk  dikirimkan  ke
ibunya.

Ketika  selesai  dan  hendak  pulang,  ia  menawarkan  diri  untuk  mengantar
gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya,
"Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"

Kemudian  mereka  berdua  menuju  ke  tempat  yang  ditunjukkan  gadis  kecil
itu,  yaitu  pemakaman  umum.  dimana  lalu  gadis  kecil  itu  meletakkan
bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat  hal  ini,  hati  pria  itu  menjadi  trenyuh  dan  teringat  sesuatu.
Bergegas,  ia  kembali  menuju  ke  toko  bunga  tadi  dan  membatalkan
kirimannya,  l a  m e n g a m b i l  k a r a n g a n  b u n g a  y a n g  d i p e s a n n y a  d a n
mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

(diadaptasi dari: Rose for Mama -  C.W. McCall)

Thursday, January 31, 2002 6:34 AM





Memberi  Tanpa  Pertimbangan
Cobalah  untuk  mengawali  suatu  hari  anda  dengan  niat  untuk  memberi.
Mulailah  dengan  sesuatu  yang  kecil  yang  tak  terlalu  berharga  di  mata
anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin
tercecer  di  sana-sini.  hanya  untuk  satu  tujuan:  diberikan.  Apakah  anda
sedang  berada  di  bis  kota  yang  panas,  lalu  datang  pengamen  bernyanyi
memekakkan telinga. Atau. anda sedang berada dalam mobil ber-ac  yang
sejuk,  lalu  sepasang  tangan  kecil  mengetuk  meminta-minta.  Tak  peduli
bagaimana  pendapat  anda  tentang  kemalasan,  kemiskinan  dan  lain
sebagainya.  Tak  perlu  banyak  pikir,  segera  berikan  satu  dua  keping  pada
mereka.

Barangkali  ada  rasa  enggan  dan  kesal.  Tekanlah  perasaan  itu  seiring
dengan  pemberian  anda.  Bukankah,  tak  seorang  pun  ingin  memurukkan
dirinya  menjadi  pengemis.  Ingat,  kali  ini  anda  hanya  sedang  "berlatih"
memberi;  mengulurkan  tangan  dengan  jumlah  yang  tiada  berarti?
Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan
anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang.

Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus
sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu
adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, bukan
receh atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di
tangan, melainkan di hati.

Friday, February 01, 2002 6:44 AM




Ketekunan  Adalah  Kekuatan  Anda

Apa  yang  anda  raih  sekarang  adalah  hasil  dari  usaha-usaha  kecil  yang
anda  lakukan  terus-menerus.  Keberhasilan  bukan  sesuatu  yang  turun
begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus
memiliki ketekunan untuk tetap berusaha. Ketekunan  adalah  kemampuan
anda  untuk  bertahan  di  tengah  tekanan  dan  kesulitan.  Anda  harus  tetap
mengambil  langkah  selanjutnya.  Jangan  hanya  berhenti  di  langkah
pertama. Memang semakin jauh anda berjalan, semakin banyak rintangan
yang  menghadang.  Bayangkan,  andai  saja  kemarin  anda  berhenti,  maka
anda  tidak  berada  di  sini  sekarang.  Setiap  langkah  menaikkan  nilai  diri
anda.  Apa  pun  yang  anda  lakukan,  jangan  sampai  kehilangan  ketekunan
anda. Karena ketekunan adalah daya tahan anda.

Pepatah  mengatakan  bahwa  ribuan  kilometer  langkah  di  mulai  dengan
satu  langkah.  Sebuah  langkah  besar  sebenarnya  terdiri  dari  banyak
langkah-langkah  kecil.  Dan  langkah  pertama  keberhasilan  harus  anda
mulai  dari  rumah  anda.  Rumah  anda  yang  paling  baik  adalah  hati  anda.
Itulah sebaik-baiknya tempat untuk memulai dan untuk kembali. Karena itu
mulailah  kemajuan  anda  dengan  memajukan  hati  anda.  kemudian  pikiran
anda dan usaha-usaha  anda  Ketekunan  hadir  bila  apa  yang  anda  lakukan
benar-benar berasal dari hati anda.

Situs tokoh-tokoh komik dunia.

Saturday, February 02, 2002 7:53 AM





Paku
Suatu  ketika,  ada  seorang  anak  laki-laki  yang  bersifat  pemarah.  Untuk
mengurangi  kebiasaan  marah  sang  anak.  ayahnya  memberikan
sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah
paku di pagar belakang setiap kali dia marah „.

Hari  pertama  anak  itu  telah  memakukan  48  paku  ke  pagar  setiap  kali  dia
marah  ...      Lalu  secara  bertahap  jumlah  itu  berkurang.  Dia  mendapati
bahwa  ternyata  lebih  mudah  menahan  amarahnya  daripada  memakukan
paku ke pagar.

Akhirnya  tibalah  hari  dimana  anak  tersebut  merasa  sama  sekali  bisa
mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia
memberitahukan  hal  ini  kepada  ayahnya,  yang  kemudian  mengusulkan
agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari  berlalu  dan  anak  laki-laki  itu  akhirnya  memberitahu  ayahnya
bahwa  semua  paku  telah  tercabut  olehnya.  Lalu  sang  ayah  menuntun
anaknya  ke  pagar.  "Hmm,  kamu  telah  berhasil  dengan  baik  anakku,  tapi,
lihatlah lubang-lubang  di  pagar  ini.  Pagar  ini  tidak  akan  pernah  bisa  sama
seperti  sebelumnya.  "Ketika  kamu  mengatakan  sesuatu  dalam
kemarahan. Kata-katamu  meninggalkan  bekas  seperti  lubang  ini...  di  hati
orang lain.

Kamu  dapat  menusukkan  pisau  pada  seseorang,  lalu  mencabut  pisau  itu
...      Tetapi  tidak  peduli  beberapa  kali  kamu  minta  maaf.  luka  itu  akan  tetap
ada ...     dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka


Sunday, February 03, 2002 7:27 AM




Berlayarlah Menuju Pantai Harapan

Anda  adalah  perahu  kokoh  yang  sanggup  menahan  beban,  terbuat  dari
kayu  terbaik,  dengan  layar  gagah  menentang  angin.  Kesejatian  anda
adalah  berlayar  mengarungi  samudra,  menembus  badai  dan  menemukan
pantai harapan. Sehebat  apapun  perahu  diciptakan.  tak  ada  gunanya  bila
hanya  tertambat  di  dermaga.  Dermaga  adalah  masa  lalu  anda.  Tali
penambat  itu  adalah  ketakutan  dan  penyesalan  anda.  Jangan  buang
percuma  seluruh  daya  kekuatan  yang  dianugerahkan  pada  anda.  Jangan
biarkan  masa  lalu  menambat  anda  di  situ.  Lepaskan  diri  anda  dari
ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.

Yang  memisahkan  perahu  dengan  pantai  harapan  adalah  topan  badai,
gelombang   dan   batu   karang.   Yang   memisahkan   anda   dengan
keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian
teruji.  Hakikatnya  perahu  adalah  berlayar  menembus  segala  rintangan.
Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Monday, February 04, 2002 6:45 AM





Batu  Besar

Suatu  hari  seorang  dosen  sedang  memberi  kuliah  tentang  manajemen
waktu  pada  para  mahasiswa  MBA.  Dengan  penuh  semangat  ia  berdiri
depan  kelas  dan  berkata.  "Okay.  sekarang  waktunya  untuk  quiz."
Kemudian  ia  mengeluarkan  sebuah  ember  kosong  dan  meletakkannya  di
meja.  Kemudian  ia  mengisi  ember  tersebut  dengan  batu  sebesar
sekepalan  tangan,  la  mengisi  terus  hingga  tidak  ada  lagi  batu  yang  cukup
untuk  dimasukkan  ke  dalam  ember,  la  bertanya  pada  kelas,  "Menurut
kalian, apakah ember ini telah penuh?"

Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"

Dosen bertanya kembali. "Sungguhkah demikian"?" Kemudian.dari dalam
meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil, la menuangkan kerikil-kerikil
itu  ke  dalam  ember  lalu  mengocok-ngocok  ember  itu  sehingga  kerikil-
kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu.
Kemudian,  sekali  lagi  ia  bertanya  pada  kelas,  "Nah,  apakah  sekarang
ember ini sudah penuh?"

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab,"Mungkin tidak."

"Bagus  sekali."  sahut  dosen.  Kemudian  ia  mengeluarkan  sekantung  pasir
dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-
celah  kosong  antara  batu  dan  kerikil.  Sekali  lagi,  ia  bertanya  pada  kelas,
"Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

"Belum!" sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol
air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember.
Lalu  ia  menoleh  ke  kelas  dan  bertanya,  'Tahukah  kalian  apa  maksud
illustrasi ini?"

Seorang  mahasiswa  dengan  semangat  mengacungkan  jari  dan  berkata,
"Maksudnya  adalah,  tak  peduli  seberapa  padat  jadwal  kita,  bila  kita  mau
berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."

"Oh, bukan," sahut dosen. "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi
mengajarkan  pada  kita  bahwa:  bila  anda  tidak  memasukkan  "batu  besar"
terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Apa  yang  dimaksud  dengan  "batu  besar"  dalam  hidup  anda?  Anak-anak
anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup
anda;  Mengajarkan  sesuatu  pada  orang  lain;  Melakukan  pekerjaan  yang
kau  cintai;  Waktu  untuk  diri  sendiri;  Kesehatan  anda;  Teman  anda;  atau
semua yang berharga.

Ingatlah  untuk  selalu  memasukkan  "Batu  Besar"  pertama  kali  atau  anda
akan  kehilangan  semuanya.  Bila  anda  mengisinya  dengan  hal-hal  kecil
(semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal
kecil  yang  merisaukan  dan  ini  semestinya  tidak  perlu.  Karena  dengan
demikian  anda  tidak  akan  pernah  memiliki  waktu  yang  sesungguhnya
anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita
pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah "Batu Besar" dalam
hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."

Tuesday. February 05, 2002 6:04 AM



Bagaimana  Anda  Mampu  Kuat  Bekerja
Bagaimana  seseorang  tahan  berjam-jam  bekerja  seolah  tak  mengenal
lelah? Apa pula rahasia  pekerja  rig  lepas  pantai  yang  meninggalkan  anak
istri  bertarung  dengan  angin  dan  badai?  Bagaimana  juga  dengan  para
petani,  nelayan,  kuli,  sopir  angkutan,  pekerja  berat  yang  tahan
membanting  tulang  di  tengah  terik  panas  atau  dingin  malam?  Kekuatan
apa yang mendorong  mereka  begitu  kuat  secara  fisik  dan  tangguh  secara
mental?  Sedangkan  di  sudut  sempit  yang  lain.  banyak  orang  mengeluh
karena persoalan yang tak lebih besar dari ujung kuku.

Kekuatan  itu  bernama  cinta.  Cinta  yang  melahirkan  harapan  dan
pengabdian bagi  kepada  siapakah  mereka  mempersembahkan  hasil  kerja
mereka:  kepada  keluarga  nun  jauh  disana;  kepada  masyarakat  banyak
yang  membutuhkan  karya  mereka:  kepada  alam  yang  mengasuh  mereka;
kepada  masa  depan  kehidupan  yang  sejahtera;  atau  kepada  hati  tempat
cinta itu mengalir.

Bila anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu
kerja anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung
bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau memiliki
sesuatu yang ia cintai, yang kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita
belajar tentang pengabdian atas nama cinta.

Wednesday, February 06, 2002 6:57 AM



Tips  Berjabatan  Tangan  Yang  Efekti
Berjabatan tangan sudah menjadi bagian ritual dunia usaha. Mungkin anda
menganggap  tidak  terlalu  perlu  dipikirkan  panjang-panjang,  tetapi  tidak
bagi  orang  yang  sedang  berjabatan  dengan  anda.  Sikapnya  dalam
berjabatan  menampilkan  sebagian  besar  kesannya  terhadap  anda.
Ingatkah  anda  bagaimana  kesalnya  anda  bila  berjabatan  tangan  dengan
orang yang memberikan jabatan yang amat lemah lunglai atau sebaliknya
terlalu keras bersemangat.

Jangan   sampai   anda   dikategorikan   sebagai   orang   yang   tidak
mengesankan  baik  saat  berjabatan  tangan.  Berikut  ini  ada  beberapa
tehnik berjabatan tangan:

1--Tataplah  mata  lawan  bicara  anda  saat  berjabatan  tangan  dengannya.
Tidak  ada  yang  lebih  mengacuhkan  selain  jabatan  tangan  tanpa  tatapan
mata.  Ini  menunjukkan  rasa  tidak  hormat  atau  tidak  tertarik.  Dengan
menatap  lawan  bicara  saat  berjabatan,  anda  menumbuhkan  keyakinan
dan kepercayaan diri.

2--Berjabat-tanganlah  dari  telapak  ke  telapak.  Jangan  berjabatan  tangan
dengan mempertemukan dari jari ke jari. atau telapak dengan jari. Dengan
berjabatan-tangan  dari  telapak  ke  telapak  akan  memberikan  perasaan
bersahabat  dan  tidak  meninggalkan  perasaan  yang  tidak  nyaman  atau
terluka.

3--Jangan  terlalu  akrab.  Beberapa  orang  bertindak  berlebihan  dengan
menarik tangan lawan dan secara keras mengayunkan ke atas ke bawah.
Jabat  tangan  semacam  ini  sama  dengan  "mulut  besar".  Bersikaplah
percaya diri. jangan membuat orang lain kesal.

4--Sadarlah  akan  keterbatasan  phisik  seseorang.  Orang  jompo.cacat,
atau  penderita  a r t h i t i s  m u n g k i n  m e m i l i k i  t u l a n g  y a n g  l e m a h  d a n
keterbatasan  gerak.  Melukai  sesorang  saat  berjabatan  tangan  mungkin
justru menutup pintu bukannya membuka pintu hubungan yang baik.

5--lngatlah  untuk  menciptakan  jabat  tangan  yang  bermakna.  Jika  anda
berjab a t a n  t a n g a n  l a l u  d e n g a n  s e g e r a  m e n a r i k  t a n g a n  a n d a  d a n
melanjutkan  pembicaraan  seolah-olah  tidak  terjadi  apa-apa,  maka  oang
akan  menganggapnya  sebagai  jabatan  tangan  yang  tak  berarti  dan  tidak
tulus.  Berikan  pada  lawan  anda  beberapa  saat  untuk  menunjukkan
perhatian  anda  melalui  kontak  mata  atau  pembicaraan  sebelum  anda
menarik  tangan  anda.  Mereka  akan  merasa  bahwa  mereka  sedang
bertemu dengan orang yang layak.

(diadaptasi dari Daily Tips, DeekMcAleer, Dreamlife)

Thursday, February 07, 2002 6:24 AM





Sang  Juara
Suatu  ketika,  ada  seorang  anak  yang  sedang  mengikuti  sebuah  lomba
mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu.  sebab,  ini  adalah
babak  final.  Hanya  tersisa  4  orang  sekarang  dan  mereka  memamerkan
setiap  mobil  mainan  yang  dimiliki.  Semuanya  buatan  sendiri,  sebab,
memang begitulah peraturannya.

Ada  seorang  anak  bernama  Mark.  Mobilnya  tak  istimewa,  namun  ia
termasuk  dalam  4  anak  yang  masuk  final.  Dibanding  semua  lawannya,
mobil  Mark  lah  yang  paling  tak  sempurna.  Beberapa  anak  menyangsikan
kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana
dan  sedikit  lampu  kedip  diatasnya.  tentu  tak  sebanding  dengan  hiasan
mewah  yang  dimiliki  mobil  mainan  lainnya.  Namun,  Mark  bangga  dengan
itu semua, sebab,mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah  saat  yang  dinantikan.  Final  kejuaraan  mobil  balap  mainan.  Setiap
anak  mulai  bersiap  di  garis  start,  untuk  mendorong  mobil  mereka
kencang-kencang.  Di  setiap  jalur  lintasan,  telah  siap  4  mobil,  dengan  4
"pembalap"  kecilnya.Lintasan  itu  berbentuk  lingkaran  dengan  4  jalur
terpisah diantaranya.

Namun,  sesaat  kemudian.  Mark  meminta  waktu  sebentar  sebelum  lomba
dimulai,  la  tampak  berkomat-kamit  seperti  sedang  berdoa.  Matanya
terpejam,  dengan  tangan  yang  bertangkup  memanjatkan  doa.  Lalu,
semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!".

Dor.  Tanda  telah  dimulai.  Dengan  satu  hentakan  kuat.  mereka  mulai
mendorong  mobilnya  kuat-kuat.  Semua  mobil  itu  pun  meluncur  dengan
cepat.  Setiap  orang  bersorak-sorai,  bersemangat,  menjagokan  mobilnya
masing-masing.  Ayo..ayo...cepat..cepat,    maju..maju",  begitu  teriak
mereka.  Ahha.  .sang  pemenang  harus  ditentukan,  tali  lintasan  finish  pun
telah  terlambai.  Dan,  Mark  lah  pemenangnya.  Ya.  semuanya  senang,
begitu juga Mark. la berucap, dan berkomat-kamit  lagi  dalam  hati.  'Terima
kasih."

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum
piala  itu  diserahkan,  ketua  panitia  bertanya.  "Hai  jagoan,  kamu  pasti  tadi
berdoa  kepada  Tuhan  agar  kamu  menang,  bukan?".  Mark  terdiam.
"Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark.

la lalu melanjutkan. "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan  untuk
menolongmu  mengalahkan  orang  lain.  "Aku,  hanya  bermohon  pada
Tuhan,  supaya  aku  tak  menangis,  jika  aku  kalah."  Semua  hadirin  terdiam
mendengar  itu.  Setelah  beberapa  saat,  terdengarlah  gemuruh  tepuk-
tangan yang memenuhi ruangan.

Renungan:  Anak-anak  tampaknya  lebih
punya  kebijaksanaan  dibanding  kita  semua.  Mark,  tidaklah  bermohon
pada  Tuhan  untuk  menang  dalam  setiap  ujian.  Mark,  tak  memohon
Tuhan  untuk  meluluskan  dan  mengatur  setiap  hasil  yang  ingin  diraihnya.
Anak  itu  juga  tak  meminta  Tuhan  mengabulkan  semua  harapannya,  la  tak
berdoa  untuk  menang,  dan  menyakiti  yang  lainnya.  Namun,  Mark,
bermohon  pada  Tuhan,  agar  diberikan  kekuatan  saat  menghadapi  itu
semua,  la  berdoa,  agar  diberikan  kemuliaan,  dan  mau  menyadari
kekurangan dengan rasa bangga

Mungkin,  telah  banyak  waktu  yang  kita  lakukan  utuk  berdoa  pada  Tuhan
untuk  mengabulkan  setiap  permintaan  kita.  Terlalu  sering  juga  kita
meminta  Tuhan  untuk  menjadikan  kita  nomor  satu,  menjadi  yang  terbaik,
menjadi  pemenang  dalam  setiap  ujian.  Terlalu  sering  kita  berdoa  pada
Tuhan,  untuk  menghalau  setiap  halangan  dan  cobaan  yang  ada  di  depan
mata.  Padahal,  bukankah  yang  kita  butuh  adalah  bimbingan-Nya,
tuntunan-Nya, dan panduan-Nya?

Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa,
dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah
semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin. Tuhan memberikan
kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan
mudah menyerah. Sesungguhnya. Tuhan sedang menguji setiap hamba-
Nya yang shaleh. (adapted from irfan-seeds)

Friday, February 08, 2002 6:56 AM



 

Tidak ada komentar:

 
Support : Creating Website | Slamet Sisyono | My Facebook
Copyright © 2011. Spensa Malang - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Free Blogger Template
Kirim Artikel