Seluruh tulisan dikumpulkan dari mailing list, dirangkum satu demi satu dengan urutan yang tidak pasti. Tulisan-tulisan yang termuat telah memberikan motivasi besar, sehingga Spensa Malang ingin berbagi dengan kalian semua.
Bagi yang telah membaca dapatlah mengabarkan kepada yang lain. agar pengaruh positifnya dapat meluas demi kebaikan semua makhluk Tuhan.
Sedikit Demi Sedikit Lama-Lama Jadi Bukit
Pepatah ini sederhana saja, "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit." Kita biasa memaknainya, bahwa bila kita mengumpulkan sesen
demi sesen, pada saatnya kita akan dapatkan sepundi.
Namun sesungguhnya pepatah ini tak sekedar berbicara tentang hidup hemat,
atau ketekunan menabung.
Pepatah ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih berharga dari sekedar
sekantung keping uang, yaitu: bila kita mampu mengumpulkan kebaikan
dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran
dalam jiwa kita.
Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa
sang pemiliknya? Yaitu, bila disertai dengan secercah kasih sayang di
dalamnya. Ucapan terima kasih, sesungging senyum, sapaan ramah,
atau pelukan bersahabat, adalah tindakan yang mungkin sepele saja.
Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi daripada bukit
tabungan anda.
Friday, January 25, 2002 8:05 AM
Tindakan Kita sebatas Kita .Memandang Dunia
Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan
tindakan anda pun jadi kerdil.
Namun, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda
pun melakukan hal-hal penting dan berharga.
Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara
dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. Itulah
mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar
kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan
kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita.Padahal dunia tak butuh
penilaian apa-apa dari kita. la hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat,
la menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi
dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.
Maka. bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap
diri sendiri. Melampaui di atas itu. kita perlu jujur melihat diri sendiri apa
adanya. Dan, dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini
tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.
Friday, January 25, 2002 6:30 PM
Bersyukurlah Pada Apa Saja
Anda wajib mensyukuri apa pun yang menimpa anda. Ini bukan masalah
keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk senantiasa
menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan
bahwa anda tidak realistis. Namun, sebenarnya sikap anda jauh lebih
realistis, yaitu membebaskan diri anda dari kecemasan atas kesalahan.
Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh antusias.
Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikapbersyukur. Semakin
banyak anda bersyukur semakin banyak anda menerima.Semakin banyak
anda mengingkari, semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri
anda. Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu
mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan lalu
mensyukurinya. Karena, anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu
dan berkeluh kesah.Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha
anda lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah
sisi positif itu tampak di pandangan anda.
Saturday, January 26, 2002 1:17 PM
Malaikat Pelindung
Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia
bertanya kepada Tuhan. "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi.
Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti
yang akan melindungiku disana?".
Tuhanpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih
seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu."
Si kecil bertanya lagi, 'Tapi. disini, di surga ini, aku tak berbuat apa-apa,
kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.
Tuhanpun menjawab, 'Tak apa. malaikatmu itu, akan selalu
menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum
setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua
pasti akan membuatmu bahagia." Namu n s i k e c i l b e r t a n y a l a g i ,
"Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa
yang mereka pakai?
Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu itu. akan membisikkanmu kata-kata
yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu. dan dengan
kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia."
Si kecil bertanya lagi, "Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu,
ya Tuhan?"
Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia
akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk
berdoa." Lagi-lagi, si kecil menyelidik. "Namun, aku mendengar, disana,
ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?
Tuhanpun menjawab. 'Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu,
walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan
kepentinganya sendiri untuk keselamatanmu." Namun, si kecil kini malah
sedih, "Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.
Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkamu
keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh
dan taat kepada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu."
Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara
panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan, aku akan pergi
sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku...."
Tuhanpun kembali menjawab. "Nama malaikatmu tak begitu penting.
Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu..."
Sunday, January 27, 2002 9:14 AM
Garam dan Telaga
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi. datanglah
seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak
seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya.
Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama, la lalu
mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil
segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya
perlahan. "Coba. minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak
tua itu.
"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu. sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu, sedikit tersenyum, la. lalu mengajak tamunya ini, untuk
berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua
orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi
telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga
itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan
tercipta riak air. mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari
telaga ini, dan minumlah.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua
berkata lagi. "Bagaimana rasanya?".
"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air
itu?", tanya Pak Tua lagi. 'Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. la lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak
muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam
garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama,
dan memang akan tetap sama.
'Tapi. kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah
yang kita miliki. Kepahitan itu. akan didasarkan dari perasaan tempat kita
meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi,
saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada
satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima
semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu
menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas,
buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan
merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan
Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam",
untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa
keresahan jiwa.
Monday, January 28. 2002 5:49 AM
Temukan Cinta Anda
Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang
bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan,
pekerjaan pun jadi menggembirakan. Bila anda tak bisa mencintai rekan-
rekan kerja anda. maka cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini
mendorong anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan
tugastugas dengan lebih baik lagi Bila toh anda juga tidak bisa
melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat
kerja anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak
menyenangkan juga.Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di
sana, maka cintai apa pun yang bisa anda cintai dari kerja anda: tanaman
penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik
jendela.
Apa saja. Bila anda tak menemukan yang bisa anda cintai dari pekerjaan
anda, maka mengapa anda ada di situ? Tak ada alasan bagi anda untuk
tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang anda cintai, lalu
bekerjalah di sana. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain
melakukan dengan rasa cinta yang tulus.
Tuesday, January 29, 2002 6:23 AM
Misi Hidup Dalam Sebuah Kerja
Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-sela
pipinya yang bulat, duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Segera
saja beberapa pekerja bangunan dan kuli angkut yang sudah menunggu
sejak tadi mengerubungi dan membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka
menu dan rasa bukan soal. yang terpenting adalah harganya yang luar
biasa murah.
Hampir-hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga
sedemikian rendah. Lalu apa untungnya? Wanita itu terkekeh menjawab,
"Bisa numpang makan dan beli sedikit sabun." Tapi bukankah ia bisa
menaikkan harga sedikit? Sekali lagi ia terkekeh. "Lalu bagaimana kuli-kuli
itu bisa beli? Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?"
katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas
truk pengantar mereka ke tempat kerja.
Ah! Betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah
kerja. Orang-o r a n g y a n g m e m a h a m i b e n a r k e h a d i r a n k a r y a n y a ,
sebagaimana wanita tua di atas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan
hidup manusia, adalah tiang penyangga yang menahan langit agar tak
runtuh. Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang tampak
keras berbatu ini menjadi lembut bahkan mengobati luka. Bukankah
demikian tugas kita dalam kerja: menghadirkan secercah kesejahteraan
bagi sesama.
Situs informasi tentang hadiah Nobel.
http://www.nobel.se
Wednesday, January 30, 2002 6:45 AM
Motivasi Corner
Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih
keberhasilan. (Robert F. Kennedy)
Setiap pria dan wanita yang sukses adalah pemimpi-
pemimpi besar Mereka berimajinasi tentang masa
depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal,
dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang
menjadi tujuan mereka. (Brian Tracy)
Percayalah pada keajaiban tapi jangan tergantung padanya.
(H. Jackson Brown.Jr)
Wednesday, January 30, 2002 5:22 PM
Mawar Untuk Ibu
Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan
bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 km
darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri
di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya
kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai
bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima
ratus saja, sedangkan harga mawar itu seribu."
Pria itu tersenyum dan berkata. "Ayo ikut. aku akan membelikanmu bunga
yang kau mau." Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar
merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke
ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar
gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya,
"Ya tentu saja. Maukah anda mengantarkan ke tempat ibu saya?"
Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil
itu, yaitu pemakaman umum. dimana lalu gadis kecil itu meletakkan
bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.
Melihat hal ini, hati pria itu menjadi trenyuh dan teringat sesuatu.
Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan
kirimannya, l a m e n g a m b i l k a r a n g a n b u n g a y a n g d i p e s a n n y a d a n
mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.
(diadaptasi dari: Rose for Mama - C.W. McCall)
Thursday, January 31, 2002 6:34 AM
Memberi Tanpa Pertimbangan
Cobalah untuk mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi.
Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata
anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin
tercecer di sana-sini. hanya untuk satu tujuan: diberikan. Apakah anda
sedang berada di bis kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi
memekakkan telinga. Atau. anda sedang berada dalam mobil ber-ac yang
sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. Tak peduli
bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain
sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada
mereka.
Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring
dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorang pun ingin memurukkan
dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang "berlatih"
memberi; mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti?
Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan
anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang.
Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus
sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu
adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya, bukan
receh atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di
tangan, melainkan di hati.
Friday, February 01, 2002 6:44 AM
Ketekunan Adalah Kekuatan Anda
Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang
anda lakukan terus-menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun
begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus
memiliki ketekunan untuk tetap berusaha. Ketekunan adalah kemampuan
anda untuk bertahan di tengah tekanan dan kesulitan. Anda harus tetap
mengambil langkah selanjutnya. Jangan hanya berhenti di langkah
pertama. Memang semakin jauh anda berjalan, semakin banyak rintangan
yang menghadang. Bayangkan, andai saja kemarin anda berhenti, maka
anda tidak berada di sini sekarang. Setiap langkah menaikkan nilai diri
anda. Apa pun yang anda lakukan, jangan sampai kehilangan ketekunan
anda. Karena ketekunan adalah daya tahan anda.
Pepatah mengatakan bahwa ribuan kilometer langkah di mulai dengan
satu langkah. Sebuah langkah besar sebenarnya terdiri dari banyak
langkah-langkah kecil. Dan langkah pertama keberhasilan harus anda
mulai dari rumah anda. Rumah anda yang paling baik adalah hati anda.
Itulah sebaik-baiknya tempat untuk memulai dan untuk kembali. Karena itu
mulailah kemajuan anda dengan memajukan hati anda. kemudian pikiran
anda dan usaha-usaha anda Ketekunan hadir bila apa yang anda lakukan
benar-benar berasal dari hati anda.
Situs tokoh-tokoh komik dunia.
Saturday, February 02, 2002 7:53 AM
Paku
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk
mengurangi kebiasaan marah sang anak. ayahnya memberikan
sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah
paku di pagar belakang setiap kali dia marah „.
Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia
marah ... Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati
bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan
paku ke pagar.
Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa
mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia
memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan
agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.
Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya
bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun
anaknya ke pagar. "Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi,
lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama
seperti sebelumnya. "Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam
kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini... di hati
orang lain.
Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu
... Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf. luka itu akan tetap
ada ... dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka
Sunday, February 03, 2002 7:27 AM
Berlayarlah Menuju Pantai Harapan
Anda adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari
kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian anda
adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan
pantai harapan. Sehebat apapun perahu diciptakan. tak ada gunanya bila
hanya tertambat di dermaga. Dermaga adalah masa lalu anda. Tali
penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan anda. Jangan buang
percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada anda. Jangan
biarkan masa lalu menambat anda di situ. Lepaskan diri anda dari
ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.
Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai,
gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan
keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian
teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan.
Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.
Monday, February 04, 2002 6:45 AM
Batu Besar
Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen
waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri
depan kelas dan berkata. "Okay. sekarang waktunya untuk quiz."
Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di
meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar
sekepalan tangan, la mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup
untuk dimasukkan ke dalam ember, la bertanya pada kelas, "Menurut
kalian, apakah ember ini telah penuh?"
Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"
Dosen bertanya kembali. "Sungguhkah demikian"?" Kemudian.dari dalam
meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil, la menuangkan kerikil-kerikil
itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-
kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu.
Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang
ember ini sudah penuh?"
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab,"Mungkin tidak."
"Bagus sekali." sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir
dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-
celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas,
"Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"
"Belum!" sahut seluruh kelas.
Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol
air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember.
Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, 'Tahukah kalian apa maksud
illustrasi ini?"
Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata,
"Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau
berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."
"Oh, bukan," sahut dosen. "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi
mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan "batu besar"
terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."
Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup anda? Anak-anak
anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup
anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang
kau cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau
semua yang berharga.
Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda
akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil
(semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal
kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan
demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya
anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita
pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah "Batu Besar" dalam
hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."
Tuesday. February 05, 2002 6:04 AM
Bagaimana Anda Mampu Kuat Bekerja
Bagaimana seseorang tahan berjam-jam bekerja seolah tak mengenal
lelah? Apa pula rahasia pekerja rig lepas pantai yang meninggalkan anak
istri bertarung dengan angin dan badai? Bagaimana juga dengan para
petani, nelayan, kuli, sopir angkutan, pekerja berat yang tahan
membanting tulang di tengah terik panas atau dingin malam? Kekuatan
apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara
mental? Sedangkan di sudut sempit yang lain. banyak orang mengeluh
karena persoalan yang tak lebih besar dari ujung kuku.
Kekuatan itu bernama cinta. Cinta yang melahirkan harapan dan
pengabdian bagi kepada siapakah mereka mempersembahkan hasil kerja
mereka: kepada keluarga nun jauh disana; kepada masyarakat banyak
yang membutuhkan karya mereka: kepada alam yang mengasuh mereka;
kepada masa depan kehidupan yang sejahtera; atau kepada hati tempat
cinta itu mengalir.
Bila anda berkeluh kesah hanya karena harus memperpanjang waktu
kerja anda beberapa jam saja, maka kenanglah punggung
bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau memiliki
sesuatu yang ia cintai, yang kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita
belajar tentang pengabdian atas nama cinta.
Wednesday, February 06, 2002 6:57 AM
Tips Berjabatan Tangan Yang Efekti
Berjabatan tangan sudah menjadi bagian ritual dunia usaha. Mungkin anda
menganggap tidak terlalu perlu dipikirkan panjang-panjang, tetapi tidak
bagi orang yang sedang berjabatan dengan anda. Sikapnya dalam
berjabatan menampilkan sebagian besar kesannya terhadap anda.
Ingatkah anda bagaimana kesalnya anda bila berjabatan tangan dengan
orang yang memberikan jabatan yang amat lemah lunglai atau sebaliknya
terlalu keras bersemangat.
Jangan sampai anda dikategorikan sebagai orang yang tidak
mengesankan baik saat berjabatan tangan. Berikut ini ada beberapa
tehnik berjabatan tangan:
1--Tataplah mata lawan bicara anda saat berjabatan tangan dengannya.
Tidak ada yang lebih mengacuhkan selain jabatan tangan tanpa tatapan
mata. Ini menunjukkan rasa tidak hormat atau tidak tertarik. Dengan
menatap lawan bicara saat berjabatan, anda menumbuhkan keyakinan
dan kepercayaan diri.
2--Berjabat-tanganlah dari telapak ke telapak. Jangan berjabatan tangan
dengan mempertemukan dari jari ke jari. atau telapak dengan jari. Dengan
berjabatan-tangan dari telapak ke telapak akan memberikan perasaan
bersahabat dan tidak meninggalkan perasaan yang tidak nyaman atau
terluka.
3--Jangan terlalu akrab. Beberapa orang bertindak berlebihan dengan
menarik tangan lawan dan secara keras mengayunkan ke atas ke bawah.
Jabat tangan semacam ini sama dengan "mulut besar". Bersikaplah
percaya diri. jangan membuat orang lain kesal.
4--Sadarlah akan keterbatasan phisik seseorang. Orang jompo.cacat,
atau penderita a r t h i t i s m u n g k i n m e m i l i k i t u l a n g y a n g l e m a h d a n
keterbatasan gerak. Melukai sesorang saat berjabatan tangan mungkin
justru menutup pintu bukannya membuka pintu hubungan yang baik.
5--lngatlah untuk menciptakan jabat tangan yang bermakna. Jika anda
berjab a t a n t a n g a n l a l u d e n g a n s e g e r a m e n a r i k t a n g a n a n d a d a n
melanjutkan pembicaraan seolah-olah tidak terjadi apa-apa, maka oang
akan menganggapnya sebagai jabatan tangan yang tak berarti dan tidak
tulus. Berikan pada lawan anda beberapa saat untuk menunjukkan
perhatian anda melalui kontak mata atau pembicaraan sebelum anda
menarik tangan anda. Mereka akan merasa bahwa mereka sedang
bertemu dengan orang yang layak.
(diadaptasi dari Daily Tips, DeekMcAleer, Dreamlife)
Thursday, February 07, 2002 6:24 AM
Sang Juara
Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba
mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu. sebab, ini adalah
babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan
setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab,
memang begitulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia
termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya,
mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan
kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.
Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana
dan sedikit lampu kedip diatasnya. tentu tak sebanding dengan hiasan
mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan
itu semua, sebab,mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap
anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka
kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4
"pembalap" kecilnya.Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur
terpisah diantaranya.
Namun, sesaat kemudian. Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba
dimulai, la tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya
terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu,
semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!".
Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat. mereka mulai
mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan
cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya
masing-masing. Ayo..ayo...cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak
mereka. Ahha. .sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun
telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya. semuanya senang,
begitu juga Mark. la berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. 'Terima
kasih."
Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum
piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi
berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam.
"Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark.
la lalu melanjutkan. "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk
menolongmu mengalahkan orang lain. "Aku, hanya bermohon pada
Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam
mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-
tangan yang memenuhi ruangan.
Renungan: Anak-anak tampaknya lebih
punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon
pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon
Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya.
Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya, la tak
berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark,
bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu
semua, la berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari
kekurangan dengan rasa bangga
Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan utuk berdoa pada Tuhan
untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita
meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik,
menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada
Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan
mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya,
tuntunan-Nya, dan panduan-Nya?
Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa,
dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah
semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin. Tuhan memberikan
kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan
mudah menyerah. Sesungguhnya. Tuhan sedang menguji setiap hamba-
Nya yang shaleh. (adapted from irfan-seeds)
Friday, February 08, 2002 6:56 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar